Madu Kental, Madu Encer


Madu palsu itu ada karena permintaannya memang tinggi. Data terakhir yang saya ketahui, ya sudah lama juga, 80% madu yang beredar di Indonesia itu ternyata palsu. Serem ya? Bagi saya, ini peluang! Saya melihat, angka sebesar itu terjadi karena kontribusi berbagai pihak, termasuk saya!

Saya pikir, untuk mengubahnya diperlukan usaha keras, kerja sungguh-sungguh ya. Diawali dengan edukasi. Masyarakat telah lama meyakini bahwa madu yang didatangi semut itu palsu. Masyarakat memahami bahwa kertas koran dan korek api itu sebagai alat untuk mengukur keaslian madu. Sayangnya semua itu keliru!

Tulisan ini bukan untuk menakut-nakuti lho. Tetapi, satu-satunya jalan untuk memastikan keaslian dan kualitas madu ya hanya melalui pengujian sampel madu di laboratorium, belum ada jalan lain. Sebenarnya, madu palsu itu yang kayak apa sih? Madu palsu itu ada tiga kelompok. Pertama adalah madu murni bikinan lebah yang diproses agar tampak cantik dengan jalan pemanasan. Singkatnya begini, madu yg dihasilkan di daerah tropis seperti Indonesia ini pada umumnya encer kan? Kadar airnya tinggi jika dibanding madu yg diproduksi di Timur Tengah misalnya. Lalu? Pedagang licik mencoba mengubahnya menjadi madu kental. Tahukah Anda biaya menurunkan kadar air dengan cara yang benar itu mahal? Cara yang dibenarkan untuk mengurangi kadar air adalah dengan menggunakan alat khusus. Kenapa mahal? Cara yang demikian membutuhkan energi dan waktu serta tenaga kerja yang tidak sedikit. Sementara permintaan terhadap madu yang murah begitu menggiurkan, akhirnya ketemu jalan itu: memanaskan madu encer, tak lama langsung kental. Dan yang sering dilupakan orang adalah: madu akan rusak bila kena panas!

Kelompok kedua? Cara ini juga jadi favorit “pedagang hitam”. Mereka mencampur madu asli dengan bahan lain yang mirip dengan madu tentunya. Logika matematikanya begini, kalau madu asli buatan lebah itu sekilo harganya 60.000 rupiah, lalu dicampur dengan 5 kg sirup fruktosa dengan harga Rp. 10.000,- per kilo jadi berapa? Jumlahnya menjadi Rp. 110.000,- untuk enam kilogram, ketauan kan modalnya? Tidak sampai 20.000 rupiah! Beberapa merek besar memang ada yang melakukan, tetapi tidak menyebut produknya dengan sebutan “madu”.

Pemalsuan ketiga adalah dengan membuat madu, iya ‘membuat”. Seratus persen terbuat dari bahan selain madu. Enggak ada madunya sedikitpun! Saya pernah dan bahkan sering menemukan jenis ketiga ini. Yang membuat saya bingung, ada salah satu merek terkenal  menjual “madu” yang terang-terangan mencantumkan komposisinya: perisa madu, xylitol dlsb. Merek itu didekatkan dengan penderita diabetes.

Kalau diuji di laboratorium kita akan menemukan beberapa parameter, misalnya kadar air, aktivitas enzim diastase, kadar sukrosa, HMF dan beberapa lainnya. Madu idealnya memiliki kadar air di bawah 20%, madu yang kadar airnya di atas 22% akan lekas mengalami proses fermentasi, cirinya: meledak! Kalau sudah begitu tentu mutunya sudah menurun. Enzim diastase juga jadi penentu. Madu yg asli pasti mengandung enzim lho. Enzim akan rusak kalau madu kena panas pada temperatur tertentu. Coba browse di google deh: SNI Madu. Jadi, madu yang dikurangi airnya dengan cara dipanaskan, hasil uji  laboratorium akan diketahui: aktivitas enzim diastase yang rendah atau nol dan angka HMF yang di atas standar.

Bagaimanapun, pemalsu madu itu lebih cekatan. Lebih cerdik ke arah picik deh. Begitu satu cara yang mereka lakukan terungkap, maka mereka akan mencari cara yang lain. Misalnya, madu yang asli pasti mengandung serbuk sari bunga (polen), biasanya dalam jumlah yang sedikit. Lalu pemalsu yang “baik” akan menangkap peluang tersebut. Mereka memasukkan serbuk sari ke dalam madu buatan mereka, konsumen pun terkecoh.

Jangan khawatir ya. Beternak lebah madu saja, kalau tidak memungkinkan, belilah madu di peternakan atau ikut ke hutan untuk memanen madu. Cara lain adalah: belilah madu dari pihak yang betul-betul dapat dipercaya. Sekali lagi, madu palsu eksis karena permintaannya yang tinggi. Ada baiknya kita mencontoh negara maju, mereka sudah beralih pada penyediaan madu bermutu baik dan tidak lagi terjebak pada diskusi seru antara madu asli vs madu palsu. Saatnya kita meluruskan mitos, siap? Sip!

Tinggalkan komentar

Filed under Lebah dan Madu

Royal Jelly Menghambat Proses Penuaan


Assalamu’alaykum. Alhamdulillah, dengan ijin Allah saya masih diberi kesempatan untuk menulis lagi. Iya! Kesempatan itu salah satu nikmat-Nya yang sering lupa untuk disyukuri, pikiran kita sama nggak? Saya yakin sih sama.

Saya baca bukunya Dr. Adji Suranto, Sp. A yang berjudul Terapi Madu, ada tulisan menarik yang mau saya post, semoga saja berguna ya.

Royal jelly itu dibuat oleh lebah dari bahan dasar madu dan polen. Lebah mencampur keduanya dengan enzim yang berasal dari kelenjar khusus di tenggorokan juga di rahangnya. Luar biasa ya! Saya berpikir, dari mana lebah tau cara membuat royal jelly? Naluri? Saya yakin hal itu karena lebah bekerja atas bimbingan Sang Maha Kuasa, sebagaimana tumbuhan dan hewan yang lain. Bagaimana menurut Anda?

Lebah ratu memiliki vitalitas, kesuburan dan usia yang lebih panjang dibandingkan dengan lebah pekerja atau pun lebah jantan, diduga karena diberi royal jelly. Hal itu yang mendasari mengapa royal jelly dianggap dapat menghambat proses penuaan dan memanjangkan umur pada manusia. Zat aktif apa yang terkandung sehingga membuat efek anti-aging tersebut masihlah belum jelas. Hasil berbagai analisis menyimpulkan ada 3% konstituen royal jelly yang belum bisa dipastikan, tetapi diduga menjadi zat misterius dengan segala efek menakjubkannya dalam memanjangkan umur ratu lebah.

Selain itu, kandungan vitamin B yang tinggi dan lengkap, terutama asam pantotenat, dibutuhkan dalam proses metabolisme dan meningkatkan imunitas tubuh.

Gama globulin, sejenis protein yang diperlukan tubuh untuk melawan bakteri, virus dan racun ternyata terdapat di dalam royal jelly, keren ya! Oleh karenanya, gama globulin diduga menjadi salah satu zat yang menunjang efek royal jelly untuk proses peremajaan dan perlindungan tubuh.

Efek menghambat penuaan juga berasal dari kandungan zat-zat pembentuk kolagen, suatu protein yang penting untuk menyusun jaringan tubuh seperti tendon, ligamen, kartilago, tulang, pembuluh darah dan kulit. Proses penuaan membuat tubuh tidak cepat lagi membentuk kolagen baru hingga kulit menjadi keriput, sendi-sendi tak lentur dan otot menjadi kaku, pembuluh darah kurang elastis. Royal jelly menyediakan berbagai asam amino yang merupakan komponen dasar kolagen. Nah, lebah tidak hanya menghasilkan madu, tetapi mampu mensuplai polen, propolis juga royal jelly yang kaya nutrisi. Wallahua’lam.

Tinggalkan komentar

Filed under Lebah dan Madu